Kutai Kartanegara merupakan kabupaten yang ada di provinsi Kalimantan Timur, sebuah kabupaten yang masih memegang adat dan tradisi budaya, karena telah mengakar lama sejak beberapa abad silam setelah berdirinya kerajaan pertama di nusantara. Secara garis besar, budaya di kabupaten Kutai Kartanegara di bagi menjadi 3 bagian, budaya hulu , budaya kerajaan dan budaya pesisir, yang masing-masing telah berakulturasi , baik dengan pengaruh dari masyarakatnya sendiri ataupun pengaruh dari luar.
Budaya pesisir Kutai merupakan budaya yang berada di pesisir pantai Kutai Kartanegara, daerah pesisir pantai merupakan daerah yang kaya akan budaya dikarenakan pesisir merupakan tempat pertama yang didatangi pendatang untuk menetap, berdagang, mencari hasil laut dan sebagainya. Jadi banyak sekali suku bangsa yang ada dan saling berinteraksi, sehingga berkembanglah budaya di daerah pesisir pantai tersebut. Terdapat beberapa kecamatan yang terletak di pesisir pantai, di Kutai Kartanegara yaitu kecamatan Marangkayu, Muara Badak, Muara Jawa dan Samboja.
Kecamatan Samboja merupakan kecamatan yang terletak di paling selatan Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah sekitar 1000 kilometer persegi. Kecamatan Samboja memiliki 21 kelurahan, serta disalah satu sisinya berbatasan langsung dengan selat makassar. Salah satu kelurahan yang tepat berada di pesisir pantai yaitu Kelurahan Kuala Samboja, Kuala Samboja merupakan kelurahan yang penduduknya di dominasi oleh nelayan.
Untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, masyarakat setempat yang didominasi perantau dari Suku Bugis, mengadakan Pesta Laut Pesisir, sebuah perayaan untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berlimpahnya hasil tangkapan para nelayan berupa hasil-hasil laut seperti ikan, udang dan masih banyak lagi. Pesta Laut Pesisir Kuala Samboja diadakan di bulan Mei
Prosesi utama di pesta laut ini adalah larung wala suji (sesaji). Wala suji merupakan sesaji yang akan dilarungkan ke laut berbentuk miniatur kapal nelayan dihiasi kain yang didominasi warna kuning serta bendera merah putih yang berisi kue-kue atau jajanan pasar. Ada dua wala suji yang di buat oleh warga pada pesta laut ini.
Larung wala suji dibuka dengan tetua adat membaca doa serta melarutkan beberapa butir telur di muara sungai kuala samboja, setelah itu wala suji diarak menuju kapal yang berjarak sekitar satu kilometer dengan berjalan kaki dan diangkat oleh pemuda setempat diikuti oleh warga kuala samboja, saat wala suji diarak, tetua adat melemparkan beras kuning sambil berdoa di jalanan yang akan dilewati untuk membersihkan jalur dari hal hal gaib yang mengganggu.
Wala suji di naikkan keatas kapal yang dituju bersama para tetua adat dan kemudian dibawa menuju titik yang ditentukan untuk melarutkan wala suji, ada 2 titik yang dipilih untuk melarutkan wala suji, yang pertama berada di muara sungai kuala samboja dan yang kedua berada di tepi selat makassar dengan menyusuri pinggir pantai menggunakan kapal. Ratusan kapal warga kuala samboja mengikuti di belakang untuk mengantarkan wala suji menuju tempat pelarungan.
Sebelum dilarungkan di titik yang pertama, kapal yang membawa wala suji memutari titik pelarungan yang berada di muara sungai kuala samboja sebanyak tiga kali, setelah itu wala suji dilarungkan dengan pembacaan doa oleh tetua adat. Menuju tempat pelarungan yang kedua, kapal melaju sekitar sepuluh menit memecah gelombang yang saat itu agak tinggi, sehingga kapal beberapa kali hampir terbalik. Proses yang sama dengan titik pelarungan yang pertama, di titik kedua ini kembali kapal memutar sebanyak tiga kali sebelum dilarungkan serta tetua adat membaca doa untuk melarungkan wala suji.
Larung wala suji telah selesai, serta merta seluruh peserta yang berada di kapal melakukan prosesi belimbur, yaitu menyiramkan air kepada seluruh warga sebagai simbol membersihkan dosa-dosa antar sesama dan membersihkan pengaruh buruk. Seluruh warga wajib basah tubuhnya, setibanya kembali ke desa kuala samboja, semua warga bergembira yang ditandai dengan menyimbur air bersih ke sesama warga maupun kepada pengendara yang lewat wajib basah tubuhnya tanpa terkecuali.
No comments:
Post a Comment