Thursday, October 19, 2017

Penjara Kolonial Sanga-sanga

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya, baik dari segi budaya, maupun sumber daya alamnya. Hal ini yang menarik bangsa asing datang ke Indonesia untuk meneliti budaya dan mendapatkan sumber daya alam semenjak ratusan tahun silam. Sumber daya alamnya yang ingin didapatkan dan dikuasai mulai dari rempah-rempah, kayu, emas hingga batu bara dan minyak bumi. Hasil-hasil bumi inilah yang membuat bangsa asing bernafsu ingin menguasai Indonesia.

Salah satu daerah yang kaya akan sumber daya alam adalah pulau kalimantan, sejak berabad-abad silam, sudah banyak bukti yang menunjukkan kalimantan telah didatangi dan diambil sumber daya alamnya, bangsa Belanda adalah satunya. Belanda sudah datang ke kalimantan dan salah satu daerah yang di datangi adalah Sanga-sanga karena terdapat sumber minyak bumi di daerah ini. Ditemukannya sumur Louise tahun 1897 membuat Belanda menetap dan membangun banyak bangunan di kota ini. Salah satunya adalah Penjara Kolonial yang masih bertahan hingga kini.



Penjara Kolonial Sanga-sanga terletak di jalan Masjid, kelurahan Sanga-sanga dalam, kecamatan Sanga-sanga, kabupaten Kutai Kartanegara, provinsi Kalimantan Timur.Letak penjara ini terletak dipinggir sungai dan banyak rumah warga di sekitar bangunan ini.  Untuk menuju ke Penjara ini memakan waktu 1 jam dari kota Samarinda, akses jalan juga cukup baik hanya ada sedikit jalan rusak dibeberapa titik.

Penjara kolonial Sanga-sanga sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya dan dilindungi oleh undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya, jadi bangunan ini tidak boleh dirusak dan dicuri bagian-bagiannya karena akan mendapatkan pidana dan denda sesuai dengan pasal 105 dan 106 di dalam undang-undang tersebut. Penjara ini sudah masuk dalam pengawasan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kalimantan Timur yang merupakan UPT Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud di daerah.


Bangunan penjara ini merupakan rumah panggung yang memiliki 6 ruangan yang penjara yang sempit, terdapat teralis di bagian pintu dan dibagian belakang masing-masing ruangan penjara. Penjara ini menggunakan kayu ulin dengan kualitas sangat baik karena bisa bertahan sampai sekarang. Menurut salah satu informan dulu bagian dinding diberi kawat dan dialiri listrik untuk mencegah para tawanan melarikan diri. 

Penjara ini dulu menampung puluhan orang dalam satu ruangan, bayangkan betapa sempitnya ruangan tersebut, jadi untuk duduk pun sangat susah sekali, mereka harus berdiri karena tidak cukupnya ruangan, tidak bisa keluar bahkan untuk buang air, jadi para tawanan buang air langsung di dalam ruangan penjara itu. Jika sudah waktunya, para tawanan akan dikeluarkan dan digiring ke sungai dan langsung di tembak mati. Betapa mahalnya sebuah kemerdekaan, jadi kita sebagai warga negara Indonesia harus bersyukur dan berterima kasih kepada para pahlawan yang telah mengorbankan nyawa sehingga kita bisa menikmati kemerdekaan di saat sekarang.




1 comment:

Pesona Tari Belian Namang Kedang Ipil

Tari Belian Namang merupakan tari yang berkembang di Desa Kedang Ipil yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tari...