Wednesday, October 18, 2017

Pembekalan Penggiat Budaya 2017

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,,

Postingan kali ini kita akan membahas mengenai pembekalan calon Penggiat Budaya (PB) 2017, pembekalan ini perlu sekali mengingat para penggiat budaya nantinya akan menghadapi tantangan pekerjaan yang cukup berat, karena langsung berhadapan dengan masyarakat, berhadapan dengan alam dan berhadapan dengan birokrasi di bidang kebudayaan, jadi sekali lagi pembekalan ini sangat perlu diadakan untuk mempersiapkan para calon penggiat budaya kedepannya,,

(sumber : kebudayaan.kemdikbud.go.id




Pembekalan penggiat budaya sendiri terbagi menjadi 2 wilayah, wilayah barat diisi oleh para calon peserta dari pulau Jawa, Sumatera dan sebagian pulau Kalimantan yaitu provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, kemudian wilayah tengah dan timur yang diisi para calon penggiat dari Provinsi Kaltim, Kalsel, Kaltara, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Kemungkinan tujuan dibagi dua sendiri agar peserta pembekalan bisa fokus untuk menghadapi materi karena jika dijadikan satu akana da banyak sekali peserta dan juga para calon penggiat budaya dari wilayah timur tidak perlu jauh menuju ke tempat pembekalan jika diadakan di satu tempat dan biasanya di Jakarta.

Unttuk tempatnya sendiri, untuk wilayah barat, tempat pembekalannya di Jakarta sedangkan untuk wilayah tengah dan timur di Makassar, pembekalan dilaksanakan selama seminggu yaitu dari tanggal 26 Mei sampai 1 Juni 2017. Dilaksanakan di Hotel Aryaduta Makassar yang merupakan salah satu hotel strategis dan berbintang di Makassar karena letaknya tepat di depan pantai losari.

Tanggal 26 Mei semua peserta diharuskan sudah sampai di hotel sebelum jam 12 siang, karena jam 12 siang kita sudah harus check in kamar, kamarnya sendiri sudah ditentukan siapa penghuninya, 1 kamar diisi oleh dua orang yang rata-rata berasal dari provinsi yang sama, saya sendiri kedapatan sekamar dengan teman asal Balikpapan. Menginap di hotel semegah itu baru saya rasakan pertama kali, jadi merupakan pengalaman yang seru dan tidak bisa dilupakan, maklum biasanya hanya berkutat di rumah saja.


Pembekalan dibuka langsung oleh Sekretaris Dirjen Kebudayaan, Bapak Nono Adya Supriyatno dan ditemani oleh kepala-kepala UPT Ditjen Kebudayaan di daerah. Berbeda dari acara-acara sejenis yang biasanya para peserta pembekalan memakai pakaian hitam putih dan berdasi, para calon penggiat budaya memakai baju adat asal daerah masing-masing. Jadi dalam ruangan tersebut terlihat sekali kayanya Indonesia akan keragaman budaya, adat dan istiadat, banyak pakaian daerah yang belum saya lihat selama ini, sehingga mendapatkan ilmu dan informasi baru mengenai budaya Indonesia.


Satu minggu penuh kami mendapatkan materi seputar kebudayaan, beruntungnya waktu itu bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, jadi acara pembekalan tidak sampai malam hanya sampai jam  5 sore karena pada malam hari para calon penggiat budaya yang beragama Islam diberi kesempatan untuk melaksanakan Sholat Tarawih berjamaah ke Masjid. Materi yang kami dapatkan terkait program-program dari masing-masing Direktorat dibawah Ditjen Kebudayaan, yaitu Setditjen Kebudayaan , Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Kesenian, Direktorat Sejarah, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman dan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. Penjelasan ini sangat bermanfaat , karena kami sebagai calon penggiat harus tau program dari masing-masing direktorat karena para penggiat budaya lah yang akan menyampaikan program-program tersebut ke masyarakat.

Kami juga disampaikan materi mengenai kebudayaan terkait objek budaya tangible dan intangible, kebudayaan dasar, konsolidasi permasalahan, teknik-teknik komunikasi yang baik, teknik fotografi,  teknik penggunaan sosial media, serta yang utama adalah penjelasan mengenai dua aplikasi baru yang dibuat oleh Ditjen Kebudayaan yaitu aplikasi Dapobud dan Manajemen penggiat budaya yang akan kita bahas di lain kesempatan. Jadi semua hal yang terkait dengan tugas kami nanti sebagai penggiat budaya diberikan semua oleh panitia selama satu minggu itu.

Selain mendapatkan materi di ruangan terkait penggiat budaya, kami juga melaksanakan praktek di lapangan terkait penggunaan aplikasi Dapobud dan Manajemen Penggiat Budaya, prakteknya dilaksanakan di Fort Rotterdam, Benteng peninggalan Belanda yang sudah menjadi cagar budaya di Makassar, disitu kami dipecah menjadi beberapa kelompok dan mendatangi maestro-maestro yang berada di Makassar, kami juga berkesempatan mendata barang-barang di Museum La Galigo yang masih satu komplek dalam Fort Rotterdam. Salah satu Maestro yang kami temui adalah pelukis dari tanah liat yaitu Zaenal Beta, sang maestro yang merupakan pelukis tanah liat dan dapat melukis kurang dari 3 menit, karya-karya beliau juga luar biasa, suatu kebanggan bisa bertemu dengan beliau.


Bertemu orang-orang yang hebat dan ahli dalam bidang kebudayaan menjadi berkah tersendiri bagi saya, karena menjadi penyemangat untuk melaksanakan tugas nanti sebagai seorang penggiat budaya. Dari para pemateri dan para seniman, saya bisa belajar banyak hal, karena basic saya sendiri bukan orang budaya, tapi karena tuntutan pekerjaan mengharuskan kita mengenal budaya sehingga materi pada saat pembekalan sangat bermanfaat sekali buat saya yang awam dalam bidang kebudayaan.

Hal utama yang dinantikan pada saat pembekalan adalah penandatangan kontrak kerja penggiat budaya, sebelum menandatangani kontrak, kami belum resmi menjadi penggiat budaya, satu hal yang menarik, pada awalnya kami bekerja hanya 7 bulan sampai bulan Desember 2017, ternyata pada saat melihat isi kontrak kerja hampir semua calon penggiat budaya kaget, karena di kontrak kerja kami akan di kontrak sampai tahun 2019, akhirnya seluruh peserta pembekalan menandatangani kontrak kerja dan resmilah kami semua menjadi penggiat budaya di tahun 2017 yang berjumlah 85 orang untuk wilayah tengah dan timur Indonesia.

(sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id)


Itulah sedikit pengalaman dalam pembekalan penggiat budaya di Makassar, semoga ilmu yang didapat di pembekalan bisa diaplikasikan di lapangan dan tidak ada kendala selama menjalankan tugas sebagai penggiat budaya,.

Ambilkan Parang di Pulau Yupa
Burung Nuri Pohon Mengkudu
Kalau Jarang Kita Berjumpa
Namun Hati Kita Bersatu

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,,

10 comments:

  1. Senangnya ada yang share pengalaman jadi penggiat budaya. Ini saya berniat mendaftar jadi penggiat budaya, tapi saya butuh info, penggiat budaya itu pekerjaannya ngapain ya?

    ReplyDelete
  2. Kalau kontraknya sampai 2019 (anggap pendaftar 2020 dikontrak sampai 2022) apakah boleh di tengah jalan ikut cpns?

    ReplyDelete
  3. Terimakasih informasinya,
    Sy ingin bertanya, apakah setiap kab/kota cuma terpilih 1 org saja yg lolos seleksi PB?

    ReplyDelete
  4. Pertanyaan yg sama...jika ditengah berjalanannyan kontrak penggiat budaya....kita lulus cpns...bagaimana bg ? Mohon informasinya🙏🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah ada yg share tentang penggiat budaya
    Setidaknya punya gambaran

    ReplyDelete
  6. Berapa besar honor penggiat budaya?

    ReplyDelete

Pesona Tari Belian Namang Kedang Ipil

Tari Belian Namang merupakan tari yang berkembang di Desa Kedang Ipil yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tari...